NEWS

Selamat datang di blog Bimbingan Konseling SMP Negeri 23 Muaro Jambi

Monday, January 16, 2017

MEMAKNAI RAPAT DALAM KEHIDUPAN BERORGANISASI



Tahukah anda makna kata rapat?  Kata rapat bersinonim dengan kata Musyawarah, Konferensi, Kongres, Muktamar, Konvensi (http://www.persamaankata.com). Pandangan umum rapat adalah berkumpul atau mengumpulkan orang-orang untuk menyatukan pendapat karena adanya perbedaan persepsi terhadap suatu masalah. Rapat biasanya seringkali diadakan dalam sebuah organisasi, misalnya kantor pemerintah, kantor perusahaan swasta, sekolah, bank, organisasi politik, ormas dll. Selain itu rapat juga merupakan salah satu bentuk perwujudan demokrasi dalam kehidupan masyarakat. Dengan rapat kita bebas mengemukakan pendapat, uneg-uneg yang kita miliki, sehingga dalam sebuah rapat tak jarang terjadi pertengkaran mulut akibat perbedaan pandangan.
Sebuah organisasi yang sehat adalah organisasi yang selalu mengedepankan unsur musawarah atau rapat untuk mencapai mupakat. Tanpa hal itu organisasi akan kelihatan pincang , tidak stabil dan yang memimpin organisasi itu akan tampil sebagai sosok yang otoriter. Dalam mengambil keputusan pemimpin type ini selalu memonopoli berdasarkan pemikirannya sendiri dan tidak mengindahkan pendapat atau usulan orang lain. Akibatnya orang-orang yang berada di bawah kekuasaannya seperti mati suri, tidak punya daya  kreatifitas. Jika hal ini terjadi dalam sebuah organisasi maka akan sulit untuk meraih kemajuan dan yang terjadi justru adalah sebaliknya.
Kembali ke masalah rapat yang notabene pada pelakasanaannya seringkali orang harus bertegang urat leher, bertengkar, dan ribut. Karena demikianlah sesungguhnya hakikat sebuah rapat, jika suasananya tenang, kondusif dan terkendali hal itu belumlah dikatakan rapat. Mungkin itu hanya kumpul-kumpul dalam rangka mendengarkan layanan informasi dari seorang konselor atau mendengarkan ceramah agama dari seorang uzdtad. Sebab menurut kamus Akroneh ( Akronim aneh-aneh atau akronim nyeleneh) rapat itu adalah ribut adu pendapat. Jadi wajar saja jika dalam sebuah rapat ada keributan karena isinya adalah orang-orang yang berkumpul mengadu pendapat. Bagamana apakah anda sependapat ?


Thursday, January 12, 2017

TAHUKAH ANDA APA GUNA PERATURAN DIBUAT ?




Sebenarnya apa sich peraturan itu? Peraturan adalah suatu tata cara untuk mengatur agar menjadi lebih baik. Tapi kenapa peraturan tidak pernah ditaati....? Hampir semua orang tidak 100% menaati peraturan, lalu apa gunanya diadakan peraturan???...Ketika peraturan itu disepakati semua pihak, kenapa masih banyak yang melanggar??? Ada yang bilang "Kalo peraturan itu WAJIB dilanggar"... Benarkahitu...?(http://nanikcute-nanik.blogspot.co.id).

                                            

Sebenarnya ada banyak manfaat jika suatu peraturan atau tata tertib dibuat, asalkan kita mau konsisten menjalankan dan melaksanakannya.  
Di sekolah seringkali siswa mengeluh terhadap tata tertib sekolah yang nampak terlalu mengatur kehidupan sehari-hari mereka. Namun demikian sebenarnya tata tertib sekolah memiliki banyak manfaat yang terasa langsung maupun tidak langsung baik terhadap siswa tersebut maupun lingkungan sekitarnya. Berikut adalah 10 manfaat langsung dan tak langsung dari tata tertib sekolah apabila dijalankan dengan baik.
 1. Melatih kedisiplinan
Tentu saja tujuan utama dari pembuatan tata tertib yaitu untuk melatih kedisiplinan para siswa. Dengan menjadi siswa yang disiplin, maka kegiatan belajar mengajar akan berlangsung dengan efektif dan nyaman. Misalnya saja, waktu masuk sekolah dimulai pukul 07.30 pagi. Dengan mewajibkan siswa datang sebelum bel masuk berbunyi maka kegiatan belajar mengajar akan dapat dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan.
2. Melatih tanggung jawab
Apabila guru memberi tugas atau pekerjaan rumah maka siswa wajib mengerjakannya. Hal ini dapat melatih rasa tanggung jawab siswa terhadap apa yang diamanatkan kepadanya. Dan ingat, siswa pun akan belajar tentang adanya konsekuensi apabila tidak melaksanakan apa yang ditugaskan kepadanya. Di lain pihak, siswa akan belajar bahwa akan ada reward apabila mengerjakan apa yang menjadi kewajibannya.
3. Mengefektifkan kegiatan
Ketidak teraturan tentu saja menyababkan semua kegiatan menjadi tidak efektif. Bayangkan apabila para siswa datang terlambat dan masuk ke dalam kelas secara bergantian padahal kelas telah dimulai. Pastilah kegiatan belajar mengajar akan terpotong dan akhirnya terganggu. Begitu pula apabila ada suara telepon ketika kegiatan belajar. Dengan demikian, peraturan agar tidak telat dan tidak mengaktifkan telepon di kelas akan membantu keefektifan kegiatan belajar.
4. Mengingatkan tugas sebagai pelajar
Siswa diharuskan memakai seragam tidak lain dan tidak bukan agar orang-orang dapat mengidentifikasi bahwa mereka adalah pelajar. Hal ini memudahkan guru untuk mengenal para siswa, begitupun dengan masyarakat. Bagi siswa sendiri, memakai seragam akan mengingatkan mereka bahwa mereka adalah pelajar yang memiliki tugas utama belajar.
5. Melatih kejujuran
Setiap siswa yang tidak masuk harus memberikan surat keterangan mengapa mereka tidak dapat mengikuti pelajaran. Apabila mereka sakit mereka harus memberi surat sakit atau apabila mereka izin maka surat iyin dibutuhkan. Hal ini untuk melatih kejujuran dan mengindarkan para siswa dari bolos dan berbohong apabila mereka tidak hadir di kelas. Tentu saja ketidakhadiran yang tidak beralasan akan berbuah pada suatu konsekuensi.
6. Menjaga kenyamanan lingkungan
Di sekolah, siswa diajarkan untuk menjaga kebersihan seperti membuang sampah pada tempatnya dan tidak mencorat-coret tembok atau meja. Hal ini ditujukan agar lingkungan terjaga keasriannya dan membuat kegiatan belajar mengajar menjadi nyaman. Tambahan pula, dengan tata tertib ini maka siswa akan belajar untuk merawat lingkungan sekitarnya.
7. Melatih kemandirian
Ketika ujian berlangsung tentu saja siswa dituntut untuk bekerja sendiri dan peraturan tidak memperbolehkan para siswa bekerja sama. Dengan demikian, siswa dituntut untuk percaya pada kemampuannya sendiri dan berusaha mepersiapkan yang terbaik untuk ujian tersebut. Kejujuran para siswa pun dilatih karena siswa tidak diperkenankan membuka buku atau mencontek pada saat ujian.
8. Melatih keterampilan sosial dan soft skills
Kecuali home schooling, siswa tentu saja akan berbaur dengan sesamanya dan para guru untuk berinteraksi secara sosial. Tata tertib pun berlaku di sini, misalnya saja peraturan untuk menghormati para guru dan pelarangan untuk berkelahi di sekolah. Apabila siswa mengikuti peraturan maka ketika ereka siap untu terjun di masyarakat, mereka akan belajar untuk menghormati sesama dan tahu bahwa membuat kericuhan itu adalah hal yang tidak terpuji.
9. Menghilangkan kecemburuan sosial
Para siswa terutama murid perempuan pada umunya dilarang untuk memakai perhiasan. Selain untuk masalah keamanan karena perhiasan yang mencolok akan mengundang kejahatan, hal ini ditujukan untuk menghindarkan siswa dari kecemburuan sosial.
Penggunaan seragam pun mendukung hal ini. Bisa dibayangkan bila seragam tidak diwajibakn maka baju-baju para siswa akan berbeda beda tegantung kemampuan sosial keluarga mereka dan ini akan memicu kecemburuan sosial.

10. Meningkatkan rasa kebersamaan
Hal yang mungkin tidak terasa bagi para siswa dalam menjalani tata tertib sekolah adalah rasa kebersamaan antara siswa. Dengan kegiatan yang sama peraturannya bagi setiap siswa setiap hari, maka akan tumbuh suatu rasa kebersamaan sebagai pelajar. Dengan demikian, ketika lulus nanti maka relasi akan terjalin dan ini terbukti dengan banyaknya ikatan alumni di Indonesia.

Betapa Muliyanya (eh maaf maksudnya mulia bukan Muliya) isi10 macam manfaat tata tertib di atas. Akan tetapi terlepas dari itu, semua manfaat tersebut akan terasa apabila siswa mau menaati tata tertib. Setelah mengetahui manfaatnya, maka stigma dalam benak masing-masing siswa harus diubah. Stigma yang berbunyi aturan dibuat untuk dilanggar harus diubah menjadi aturan dibuat untuk di ikuti. (guruppkn.com). Namun apa yang terjadi saat ini ? seringkali peraturan atau tata tertib dibuat hanya simbolis belaka agar kelihatan formil dan mentereng dan tidak dijalankan sebagai mana mestinya. Akibatnya kenakalan siswa di sekolah menjadi semakin variatif dan tidak terkendali. Maka jadilah si pembuat peraturan bagai si belang kehilangan taringnya. Aumannya tidak lagi terdengar sangar dan menakutkan, kukunya tidak lagi tajam untuk mencakar dan mencengkram.
Jadi sekali melangkah mari kita terus maju ke depan dan bukan surut ke belakang, karena kehidupan tidak pernah berjalan mundur. Maju untuk menegakkan kebenaran adalah perbuatan mulia dan mundur  untuk menyelamatkan yang salah adalah tidak terpuji.